Getaran Gempa Padang terasa Sampai Ke SIngapura

Indonesia kembali mengalami bencana gempa bumi, daerah pariaman padang digungcang gempa berkekuatan 7.6 Skala Ritcher yang getarannya dirasakan sampai ke singapura.
Sampai saat ini belum ada kepastian mengenai korban jiwa Dsb, kita hanya berharap semoga tidak banyak warga padang yang menjadi korban jiwa akibat peristiwa ini..
Amiiin...

Jangan Bangkrut setelah Lebaran

Oleh: H M. Siradj

SUDAH terima THR (tunjangan hari raya)? Jawabannya bisa begini: "...Bablas angine!" Jawaban kocak versi iklan jamu masuk angin itu mengandung arti bahwa uang THR-nya ludes dibelanjakan. Bahkan, ada yang masih perlu "ngebon'' gaji bulan berikutnya atau menggadaikan barang untuk "nomboki" keperluan pernak-pernik Lebaran.

Tidak dapat dimungkiri, pacuan "adrenalin" untuk berbelanja pada hari-hari terakhir Ramadan cenderung lebih tinggi daripada nilai uang THR yang diterima. Lebih-lebih, semakin mendekati hari H, mal-mal dan toko-toko semakin aktif menggoda dengan promosi besar-besaran. Jadi, jangan heran apabila setelah libur Lebaran, banyak orang yang merasa ''bangkrut''!

Itu pun masih mending jika dibandingkan dengan sebagian karyawan lain yang terpaksa tidak menerima THR lantaran sang juragan tempatnya bekerja berkilah bahwa perusahaan lagi merugi. Nasib yang sama menimpa para pegawai negeri sipil (PNS) di sejumlah kabupaten/kota yang tidak menerima THR pada Lebaran kali ini.

Selamat hari raya Idul fitri 1430 H


Rekonstruksi Tradisi Mudik

Di negeri kita, mudik untuk berlebaran di kampung halaman tidak hanya telah menjadi tradisi tahunan, tapi lebih dari itu ia menjadi alternatif pemenuhan hasrat dan kerinduan akan asal-muasal.


Oleh : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie

Inilah sebab mengapa orang demikian menggebu untuk berlebaran di kampung halaman.

Dalam pelbagai sumber otoritatif keagamaan, lebaran atau Idul Fitri, digambarkan sebagai puncak kebahagiaan umat Islam setelah melampaui tempaan selama sebulan suntuk dalam madrasah puasa, sehingga disebut sebagai hari kemenangan. Maka lebaran, dalam konteks yang lebih relevan, hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah memenangi ‘pertempuran’ melawan hawa nafsu, yang oleh Rasulullah dinilai lebih dahsyat dibanding perang Badar.

Namun demikian, jika kita cermati lebih mendalam, maka momentum lebaran tidak sekadar memicu kegembiraan pasca Ramadhan (farhatun ‘inda al-ifthar) tapi juga menggambarkan bagaimana manusia menemukan kembali hakikat dirinya (man as a such) sehingga melahirkan gairah spritualitas yang murni sebagaimana manusia kala pertama dilahirkan. Tentu, keceriaan lahir dan batin ini akan kian terasa bermakna jika dirayakan di tempat asal bersama orang-orang terdekat.